SPARTANEWS – Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, maka penting bagi seorang muslim melakukan pola puasa Arafah dengan Niat yang tulus dari hati agar memperoleh Keutamaannya
Maka jika mengikuti ketetapan pemerintah Indonesia bahwa awal Zulhijjah pada tanggal 19 Juni, maka tanggal 9 Zulhijjah di Indonesia besok Rabu (28/6/2023)
Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak sedang menunaikan ibadah haji.
Baca Juga: Puasa Zulhijjah, Niat dan Tata Cara Pelaksanaannya
“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang berpuasa pada hari Arafah saat berada di hari Arafah,” (HR Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Sebagaimana dilansir NU Online dalam tulisan yang berjudul Ini Lafal Niat Puasa Arafah 9 Dzulhijjah, berikut ini niat puasa Arafah.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
Baca Juga: Pengertian Ar-Rahman dan Ar-Rahim dalam Tafsir Ibnu Katsir
Orang yang pada malam hingga terbit fajar belum niat tetap boleh menjalankan ibadah puasa. Asalkan, orang tersebut belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, ataupun bersetubuh sejak terbit fajar hingga ia membaca niat. Niat ini boleh dilakukan hingga menjelang tergelincirnya matahari. Adapun niatnya adalah sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah ta’âlâ.
Keutamaan Puasa Arafah
Puasa Arafah ini sangat dianjurkan. Sebab, paling tidak, orang yang berpuasa Arafah mendapatkan dua keutamaan yang sangat menguntungkan,
Pertama, siapa yang berpuasa pada hari Arafah akan dihapuskan dua tahun dosa-dosanya, yakni dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Hal tersebut sebagaimana disabdakan Rasulullah saw, bahwa “Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR Muslim).
Mayoritas ulama berpendapat, bahwa dosa-dosa yang dihapus sebab puasa Arafah adalah dosa-dosa kecil, sebagaimana diterangkan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muslim juz 3 (h. 113).
Kedua, orang yang berpuasa pada hari Arafah juga dibebaskan dari segala macam siksa neraka. Sebab, sebagaimana disebutkan Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya, bahwa Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka pada hari Arafah dibanding hari-hari lainnya.
“Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: ‘Apa yang mereka inginkan?” (HR Muslim).